REVIEW JURNAL

NAMA JURNAL

International Journal  of Human Movement and Sports Sciences

VOLUME DAN HALAMAN

Vol. 9, No. 5, pp. 929 - 939                    

TAHUN

2021

PENULIS

Johan Irmansyah, Ermawan Susanto, Ria Lumintuarso, FX. Sugiyanto, Ermawan Susanto, Ahmad Syarif, Hermansyah

REVIEWER

Krisno Punto

TANGGAL REVIEWER

6 September 2022

SUMBER JURNAL

Jurnal bersumber dari internet

RANGKING JURNAL

Berdasarkan Scimagojr.com diketahui bahwa International Journal  of Human Movement and Sports Sciences masuk dalam kategori Q3 dengan 0,38 pada 2021. Sesuai dengan aturan indeks maka angka 0,38 termasuk ke dalam jurnal bereputasi.

LATAR BELAKANG

Whitehead seorang penggagas phisycal literasy menjelaskan dasar konsep literaasi fisik merupakan upaya mewujudkan manusia sebagai individu yang hidup, sehingga konsep ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan seperti pengembangan realisasi diri, kepercayaan diri, harga diri positif, dan peningkatan kualitas potensi hidup melalui promosi dan pengembangan literasi fisik. Literasi fisik juga berupaya menyediakan struktur dimana makna perwujudan manusia dapat diidentifikasi, dipahami, dan diapresiasi tidak hanya digunakan sebagai instrumen.Konsep yang ditawarkan Whitehead diyakini dapat menawarkan alternatif solusi di masa depan sebagai upaya mengatasi permasalahan global terkait dengan kurangnya minat individu dalam melakukan aktivitas fisik.

 

Literasi fisik lebih lanjut digambarkan Whitehead sebagai motivasi, kepercayaan diri, kompetensi fisik, pengetahuan dan pemahaman untuk menghargai dan bertanggung jawab atas keterlibatan dalam aktivitas fisik seumur hidup. Definisi ini telah dirujuk hingga 70% makalah dan organisasi Internasional. Salah satunya adalah Phisycal and Hed Canada mengungkapkan bahwa keaksaraan fisik adalah perjalanan di mana  anak-anak, dan remaja, dan semua orang mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang mereka butuhkan untuk memungkinkan mereka berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Kejelasan konsep dan perumusan definisi yang holistik nyatanya mampu terus mendorong ahli, praktisi, peneliti, dan pemangku kebijakan di dunia untuk mempromosikan, mengembangkan, dan merumuskan sendiri konteks literasi jasmani sesuai dengan pendidikan jasmani dan olahraga di negara mereka.

 

Perkembangan isu dunia tentang literasi fisik nyatanya belum mampu menjadi pemantik adanya pembahasan serta program yang berfokus pada pengembangan keaksaraan literasi. Jurnal internasioanl belum ada, hanya terdapat artikel dari beberapa peneliti yang membahas secara umum konsep keaksaraan fisik dan hal ini menyebabkan minimnya literatur sebagai acuan awal untuk melakukan penelitian ilmiah. Pernyataan tersebut bisa menjadi gambaran bahwa Sebagian besar peneliti, pakar, praktisi, dan pemangku kebijakan di bidang Pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan, dan rekreasi di Indonesia masih belum menggali, mengkaji, dan mengoperasionalkan konsep keaksaraan fisik.

TUJUAN PENELITIAN

Pengembangan model literasi fisik di budaya Pendidikan jasmani di sekolah dasar ditinjau dari perspektif Nusa Tenggara Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

PERMASALAHAN

Terkait dengan penelitian yang dilakukan, setidaknya 2 hal dicatat oleh reviewer sebagai masalah.

1.       Minimnya penelitian empiris tentang konsep lietrasi jasmani dan kompleksitas Pendidikan jasmani di sekolah dasar

2.       Ditemukan kesenjangan pada budaya Pendidikan jasmani di Nusa Tenggara Barat, yang dapat dilihat dari tinjauan belum adanya koherensi antara teori dan praktek, perumusan kurikulum belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik, tuntutan pengambilan kebijakan olahraga yang berorientasi pada olahraga prestasi, dan kurangnya pemahaman guru terhadap konsep, model, dan penilaian pembelajaran pendidikan jasmani.

METODOLOGI PENELITIAN

Peneliti menggunakan metode campuran dengan metode campuran dengan sekuensial eksploratif. Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu : perancangan literasi jasmani, konsensus ahli, dan penilaian praktisi. Hasil tahap 1 dianalisis secara kualitatif, dan pada tahap 2 serta 3 dianalisis secara kuantitatif.

HASIL PENELITIAN

Melalui kajian, reviewer menemukan beberapa hasil penelitian.

1.       Hasil penelitian tahap 1 peniliti mampu menyusun desain literasi jasmani yang dilihat dari 3 krangka, yaitu : landasan, konstruks, dan operasional literasi fisik.

2.       Melalui pengkajian tentang landasan teori, definisi, komponen, sub komponen, dan penilaian literasi fisik didapati  angka validasi ahli sebesar 86,01% sehingga bisa dikatakan desain literasi jasmani secara keseluruhan sangat erat dengan budaya sekolah dasar.

3.       Tahap 3 melalui pemangku kebijakan dan guru mapel professional disepakati bahwa model literasi jasmani yang dikembangkan sangat sesuai dan dapat diimplementasikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar dengan angka validasi 91,8%.

KELEBIHAN

Desain literasi jasmani yang dikembangkan oleh peniliti bisa menjadi pedoman bagi akademisi, peniliti, serta pemangku kebijakan untuk mengembangkan bahasan terkait keaksaraan fisik.

KEKURANGAN

Instrumen detail desain penelitian pada sebagian konteks tidak ditemukan, misalnya mengenai penejelasan definisi yang telah disepakati. Reviewer juga tidak menemukan detail penilaian literasi jasmani.

REKOMENDASI

Melakukan kajian ranah penilaian pada usia adolescent atau remaja, misalnya pada tingkat satuan pendidikan menengah sederajat.

Comments

Popular posts from this blog