REVIEW JURNAL
NAMA JURNAL |
Indonesia Journal of
Learning Education and Counseling |
VOLUME DAN HALAMAN |
Vol 3, No 1, pp 34-40 |
TAHUN |
2020 |
PENULIS |
Deti Nudiati dan Elih
Sudiapermana |
REVIEWER |
Krisno Punto |
TANGGAL REVIEWER |
3 September 2022 |
SUMBER JURNAL |
Jurnal bersumber dari
internet |
LATAR BELAKANG |
Menghadapi
tantangan abad 21 mahasiswa tidak hanya dituntut menguasai kemampuan bahasa,
seni, ilmu pengetahuan, dan matematika namun juga menguasai kemampuan untuk
berpikir kritis, problem solving, tekun, memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi, dan berkolaborasi. Di Indonesia perhatian terhadap literasi
dimulai dengan adanya Pemendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Indonesia harus mampu
mengembangkan kecakapan hidup abad 21 dengan 6 literasi dasar yaitu literasi
baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi
finasial, dan literasi budaya dan kewargaan. Tingkat literasi sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia.Kualitas sumber daya manusia
merupakan syarat utama kemajuan sebuah bangsa. |
TUJUAN PENELITIAN |
Penelitian
bertujuan untuk mengukur pemahaman dan implementasi literasi dasar pada
mahasiswa. |
PERMASALAHAN |
Human
Development Indeks Indonesia
masih sangat rendah, yaitu berada di urutan 112 dari 175 negara. Data UNESCO
tidak jauh berbeda, pada tahun 2011 Indeks membaca sangat rendah berada di
angka 0,0001. Berdasarkan penelitian Aulia (2020) ditemukan bahwa 97%
mahasiswa menganggap membaca merupakan kegiatan yang sangat penting, namun
hanya ditemukan sekitar 3% yang menghabiskan waktu dengan membaca. |
METODOLOGI PENELITIAN |
Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan survei melalui angket |
HASIL PENELITIAN |
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa di Jawa Barat tentang
macam literasi sangat tinggi. Skor tertinggi yaitu pengetahuan tentang
literasi digital, yaitu 100% dan skor terendah yaitu pada literasi numerasi
dengan 68.6%. Namun pengetahuan tersebut tidak berbanding lurus dengan
implementasi yang dilakukan. Pada literasi baca tulis, terdapat jawaban
selalu 7,1%, sering 38,6%, kadang 40%. Literasi numerasi, terdapat jawaban
selalu 4.4%, sering 10.27, dan kadang 27,9%. Literasi sains, terdapat jawaban
selalu 8.7%, sering 23.2%, dan kadang 37.7%. Literasi digital, terdapat
jawaban selalu 7.1%, sering 1.4% dan kadang 17.1%. Literasi finansial,
terdapat jawaban selalu 14.7%, sering 11.8%, dan kadang 25%. Literasi budaya
dan kewarganegaraan, terdapat jawaban selalu 8.6%, sering 22.9%, dan kadang
44.3%. |
KELEBIHAN |
Penelitian
ini membahas konsepliterasi dasar dengan mendalam, sehingga bisa menjadi
rujukan dasar berpikir. Hasil pembahasanya juga bisa dijadikan rujukan data. |
KEKURANGAN |
Isu
literasi fisik yang telah berkembang pada tahun 2004, harusnya bisa menjadi
kajian pelengkap diantara 6 literasi dasar yang telah dikaji oleh penulis.
Tertuang dalam Perpres Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional
dijelaskan secara gambling dalam mendongkrak kualitas sumber daya manusia
salah satunya pada ranah pendidikan dituntut bagaimana satuan pendidikan bisa
mewujudkan peserta didik yang aktif berolahraga dan bugar. Kamis 15 Oktober
2020, melalui Webinar di JPOK FKIP ULM Banjarbaru dengan tema Literasi Fisik
: Sebagai Tantangan baru, Prof. Toho Cholik mengajak bagaimana bisa mendorong
perubahan kebijakan di Indonesia terhadap gagasan literasi dasar yang semula
hanya ditambahkan dengan literasi fisik. |
REKOMENDASI |
Menambahkan
pembahasan mengenai literasi fisik yang bisa ditinjau pada ranah pendidikan dari
pemahaman mengenai konsep literasi fisik, seperti dari aspek motivasi, fisik,
perilaku maupun dari pengetahuan dan pemahamanya |
Comments
Post a Comment